Disini akan disebutkan beberapa dosa yang menurut Al-Qur’an dan hadits, akan dibalas dengan azab neraka:
1)
Mengikuti Golongan yang Menentang Sunnah
Abu
Daud, ad-Darimi, Ahmad, al-Hakim, dan lain-lain meriwayatkan bahwa Mu’awiyah
ibn Abi Sufyan berkata:
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam berdiri di antara kami dan bersabda, “Sebagian
Ahlul kitab sebelum kamu terpecah menjadi 72 golongan. Umat ini akan terbagi
menjadi 73 golongan, dimana 72 di antaranya akan masuk neraka, dan hanya satu
golongan yang akan masuk surga. Kelompok (yang masuk surga) ini adalah
al-Jama’ah.”
Hadits
ini sahih. Setelah menyebutkan berbagai sanadnya, al-Hakim mengatakan, “Para
perawi tersebut membuktikan bahwa hadits ini sahih.” Adz-Dzahabi sependapat
dengannya. Ibn Taimiyah berkata, “Hadits ini adalah sebuah hadits yang
masyhur-sahih.” Asy-Syathibi mengatakan dalam al-I’tisham bahwa hadits ini sahih.
Syekh
Nashir ad-Din al-Albani membuat daftar para perawinya dan menyatakan bahwa
hadits tersebut, tanpa diragukan lagi, adalah sahih. [1]
Siddiq
Hasan Khan menyatakan bahwa keterangan dalam hadits tersebut, yang menyatakan
bahwa “mereka semua akan masuk neraka, kecuali satu golongan,” atau “72
golongan akan masuk neraka”, merupakan keterangan tambahan yang dhaif. Pendapat
yang disampaikannya ini berasal dari Syekh asy-Syaukani, yang mengutip dari Ibn
al-Wazir dan Ibn Hazm. Ia menyetujui pendapat yang mengatakan bahwa keterangan
tambahan ini merupakan buatan kaum ateis, karena keterangan tersebut dapat
menjauhkan orang dari agama Islam dan membuat mereka takut untuk memeluk Islam.
[2]
Syekh
Nashir ad-Din al-Albani menyangkal pendapat yang mengatakan bahwa keterangan
tambahan tersebut dhaif, karena dua alasan:
(i)
Penelitian yang dilakukan secara ilmiah terhadap hadits tersebut menunjukkan
bahwa hadits tersebut sahih, sehingga pendapat yang menilainya dhaif tidak ada
bobotnya.
(ii)
Yang mengatakan bahwa hadits ini sahih jauh lebih banyak jumlahnya dan lebih
dalam pengetahuannya dari Ibn Hazm, yang terkenal sangat ketat dengan
kritikan-kritikannya. Karena ia adalah satu-satunya orang yang berpendapat demikian,
maka pendapatnya tidak seyogyanya dianggap sebagai bukti, bahkan jika tidak ada
pertentangan pendapat sekalipun. Maka, bagaimana mugnkin pendapatnya dianggap
sebagai bukti jika hal itu berbeda dengan pendapat semua orang lain?
Ibn
al-Wazir menolak hadits tersebut dari segi maknanya. Siddiq Hasan Khan
membicarakan persoalan ini dalam Yaqazah
Uli al-I’tibar. Ia menerangkan bahwa implikasi dari keterangan tambahan
tersebut ialah bahwa jumlah umat Muhammad yang masuk surga sangat sedikit,
padhaal nash-nash yang sahih menyatakan bahwa jumlah umat Muhammad shalallahu
‘alaihi wassalam yang masuk surga banyak sekali, mencapai separuh dari penduduk
surga. [3]
Perbedaan
pendapat ini dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut:
(i)
Membagi umat ke dalam 73 golongan tidak berarti bahwa kebanyakan mereka akan
masuk neraka, karena kebanyakan dari umat ini adalah orang-orang awam yang
tidak termasuk ke dalam golongan-golongan tersebut. Orang-orang yang melakukan
penyimpangan dan membuat aturan-aturannya sendiri yang bertentangan dengan
sunnah sangat sedikit jumlahnya dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mau
masuk ke dalam perangkap tersebut.
(ii)
Tidak semua orang yang dalam beberapa hal berbeda pendapat dengan Ahlu Sunnah
dianggap sebagai golongan yang menentang Sunnah. Yang tergolong dalam penentang
Sunnah adalah orang-orang yang membuat aturan-aturan yang menjadikan mereka
sebagai suatu kelompok terpisah dan independen, dan menyebabkan mereka
meninggalkan nash-nash dari Al-Qur’an dan hadits, seperti kelompok Khawarij,
Mu’tazilah, dan Rafidi.
Mengenai
orang-orang yang berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah serta tidak menyimpang
dari keduanya, jika mereka berbeda pendapat dalam beberapa hal, tidak berarti
mereka termasuk ke dalam golongan-golongan yang akan dimasukkan ke dalam
neraka.
(iii)
Keterangan tambahan tersebut menyatakan bahwa semua golongan lainya akan masuk
neraka, tetapi tidak berarti bahwa mereka akan kekal di dalamnya.
Kita
mengetahui bahwa sebagian dari golongan-golongan tersebut adalah orang-orang
kafir yang akan kekal di dalam neraka, seperti kelompok Batini yang pura-pura
beriman tetapi hati mereka sebenarnya kafir, dan kaum Ismailiah, Druze,
Nusayris, dan lainnya.
Terdapat
juga beberapa golongan lain yang berbeda pendapat dengan Ahlu Sunnah dalam
hal-hal yang cukup serius, tetapi tidak berarti mereka kafir. Memang tidak ada
jaminan yang tegas bahwa mereka akan masuk surga, tetapi Allah subhanahu wa
ta’ala mungkin saja memaafkan atau menghukum mereka, sesuai dengan
kehendak-Nya. Mungkin mereka melakukan amalan-amalan baik yang dapat
menyelamatkan mereka dari api neraka, atau mungkin mereka diselamatkan berkat
syafaat para nabi, atau mungkin saja mereka masuk neraka dan tinggal di
dalamnya selama yang dikehendaki Allah subhanahu wa ta’ala, kemudian mereka
akan dikeluarkan atas pertolongan para nabi dan ampunan dari Yang Maha
Pengampun.
Umat Muslim tidak dibenarkan tetap berada di Dar al-Kufr (negeri non-Muslim) jika ada negeri Muslim yang bisa mereka huni, terutama apabila mereka terus dihadapkan kepada cobaan-cobaan dan penderitaan di Dar al-Kufr tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala tidak aakn menerima alasan apapun dari orang-orang yang menolak pindah tersebut. Allah mengatakan bahwa para malaikat akan mengutuk orang-orang ini pada waktu mereka menghadapi maut, dan tidak akan menerima alasan bahwa mereka lemah dan tertindas di bumi.
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan
malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat
bertanya, “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?” Merek menjawab “Kami orang-orang
yang tertindas di negeri (Mekkah).” Para malaikat berkata, “Bukankah bumi Allah
itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?” Orang-orang itu tempatnya
neraka jahanam, dan jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka
yang tertindas, baik laki-laki, wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu
berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk) hijrah.” (Qs. An-Nisa’[4]: 97-98)
Allah
tidak akan mengampuni siapapun dari mereka, kecuali mereka yang lemah,
tertindas, dan tidak mempunyai apa-apa untuk hijrah ke negeri-negeri Islam.
3)
Menghakimi Secara Tidak Adil
Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan syariat untuk menegakkan keadilan di antara umat manusia, dan Dia memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berlaku adil, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan...” (Qs. An-Nahl[16]: 90)
Allah
mewajibkan para penguasa dan hakim untuk belaku adil dan jangan sekali-kali
berlaku curang:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkan dengan adil...”
(Qs. An-Nisa’[4]: 58)
Allah
subhanahu wa ta’ala mengancam dengan azab neraka orang-orang yang menjatuhkan
hukuman tanpa keadilan. Buraidah ibn al-Husaib meriwayatkan bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Ada
tiga jenis hakim: yang satu penghuni surga dan dua lainnya penghuni neraka.
Hakim yang menghuni surga adalah hakim yang tahu kebenaran dan menjatuhkan
hukuman berdasarkan kebenaran tersebut. Sedangkan hakim yang mengetahui
kebenaran, tetapi menjatuhkan hukuman yang tidak adil, ia akan masuk neraka,
dan begitu juga dengan hakim yang menghakimi orang tanpa pengertian dan
pengetahuan. (H.R Abu Daud) [4]
4)
Berbohong tentang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam
Ibn al-Atsir dalam buku terkenalnya, Jami’ al-Ushul, memuat sebuah bab dimana dia mengutip banyak hadits yang memperingatkan orang agar jangan berbohong tentang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Di dalamnya juga dikutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi yang berasal dari ‘Ali ibn Abi Thalib, yang berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Jangan berbohong tetnang aku (mengatakan sesuatu sebagai ucapanku padahal bukan), karena siapa saja yang berbohong tentang aku akan masuk neraka.’”
Bukhari
meriwayatkan bahwa Salamah ibn al-Akwa’ mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Siapa yang sengaja berbohong tentang
aku, biarkan ia mengambil tempat tinggalnya di neraka.’”
Bukhari
dan Muslim meriwayatkan dari al-Mughirah ibn Syu’bah bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Berbohong tentang aku tidak sama dengan
berbohong tentang siapa saja selain aku. Barangsiapa yang berbohong tentang
aku, biarlah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka.”
5)
Sombong
Salah satu dosa besar (kaba’ir) adalah sikap sombong. Abu Hurairah mengabarkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘Sombong adalah jubah-Ku dan kebesaran-Ku. Barangsiapa menandingi-Ku dalam hal salah satu dari keduanya, akan Aku masukkan dia ke dalam neraka.’ (Menurut riwayat lain, ‘Aku akan membuat dia merasakan api neraka’).” (H.R. Muslim)
Ibn
Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
“Tidak seorang pun yang di dalam hatinya terdapat rasa sombong, sekalipun
seberat atom, akan masuk surga.” Seseorang bertanya, “Tetapi bagaimana dengan
orang yang menyukai baju dan sepatunya agar kelihatan bagus?” Beliau menjawab,
“Allah subhanahu wa ta’ala itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah
menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.” (H.R Muslim)
6)
Membunuh Orang Tanpa Alasan yang Sah
“Dan siapa yang membunuh seorang Muslim
dengan sengaja, maka balasannya ialah jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah
murka kepadanya, mengutuknya, serta menyediakan azab yang sangat besar baginya.”
[5]
Seorang
Muslim tidak diperkenankan membunuh seorang Muslim yang lain, kecuali dalam
tiga hal, sebagaimana diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dari Ibn Mas’ud bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak dibenarkan seorang
Muslim menumpahkan darah seorang Muslim lainnya yang bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah nabi-Nya, kecuali dalam tiga hal:
menebus nyawa dengan nyawa (dalam kasus pembunuhan), lelaki menikah yang
melakukan perzinaan, dan seseorang yang meninggalkan agama dan jama’ahnya.” [6]
Bukhari
meriwayatkan dari Ibn ‘Umar bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam telah
bersabda, “Seorang Muslim mempunyai kesempatan selama ia tidak menumpahkan
darah yang dilarang untuk ditumpahkan.” Ibn ‘Umar berkata, “Salah satu keadaan
dimana kita tidak bisa meloloskan diri darinya adalah menumpahkan darah tanpa
alasan yang sah.” [7]
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam memperingatkan orang-orang Islam agar mereka tidak
berkelahi atau saling berperang, dan mengatakan bahwa baik yang melakukan
pembunuhan maupun yang menjadi korbannya, keduanya akan masuk neraka. Abu
Bakrah berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Jika dua
orang Muslim saling bertarung dengan pedang, baik yang membunuh maupun yang
terbunuh akan masuk neraka.’ Saya bertanya, ‘Ya Rasulullah, mengenai yang
membunuh sudah jelas, tetapi bagaimana dengan yang terbunuh?’ Beliau berkata,
‘Ia juga berusaha keras untuk membunuh lawannya.’” [8]
Oleh
karenanya, hamba Allah yang benar tidak akan mau berkelahi dengan atau
memerangi saudaranya yang seiman, karena takut bahwa ia juga akan masuk neraka,
sebab yang membunuh disamping akan menanggung dosa-dosanya sendiri, juga akan
menanggung dosa orang yang dibunuhnya itu.
“Ceritakanlah kepada mereka tentang kisah
kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua
(Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata, “Aku
pasti membunuhmu!” Habil berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban)
dari orang-orang yang bertakwa. Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu
kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku
kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru
sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan memikul dosa
karena membunuhku dan dosamu sendiri, lalu engkau akan menjadi penghuni
neraka.” Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat aniaya.” (Qs. Al-Ma’idah[5]: 27-29)
7)
Memakan Riba
Salah satu dosa yang akan mengantarkan seseorang ke dalam neraka adalah memakan riba. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman mengenai orang-orang yang melakukan dosa ini setelah ia mengetahui bahwa Allah melarangnya:
“... siapa yang mengerjakannya lagi (makan
riba), maka mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 275)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
mendapatkan keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka yang
disediakan untuk orang-orang kafir.” (Qs.
Ali Imran[3]: 130-131)
Menurut
sebuah hadits yang telah disepakati keasliannya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wassalam menganggap riba sebagai satu di antara tujuh dosa yang akan
mencelakakan pelakunya ke dalam api neraka. Bukhari dan Muslim meriwayatkan
bahwa Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam
bersabda, “Hindarilah tujuh dosa yang akan menjerumuskan pelakunya ke dalam api
neraka.” Para Sahabat bertanya, “Apa saja dosa-dosa itu ya Rasulullah?” Beliau
berkata, “Menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala, sihir, membunuh seseorang
yang dasar pembunuhannya dilarang Allah subhanahu wa ta’ala kecuali untuk
menegakkan keadilan, makan riba, makan harta anak yatim, melarikan diri dari
medan pertempuran, dan memfitnah wanita-wanita beriman.”
8)
Memakan Harta Orang Lain Secara Tidak Adil
Dosa lain yang dapat menjebloskan kita ke dalam api neraka adalah memakan harta orang lain secara tidak adil, sebagaimana difirmankan Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. Dan siapa
yang berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan
memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Qs. An-Nisa’[4]: 29-30)
Termasuk
memakan harta orang lain secara tidak adil adalah memakan harta anak yatim
secara tidak adil. Allah subhanahu wa ta’ala dengan khusus menyebut harta anak
yatim karena posisinya sangat lemah. Karena kedudukan mereka begitu lemah,
harta mereka dapat dipakai oleh siapa saja dengan sangat mudah. Betapa kejinya
dosa ini, dapat disimak dari firman Allah, “Sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara lalim, sebenarnya mereka itu
menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api neraka yang
menyala-nyala.” (Qs. An-Nisa’[4]:
10)
9)
Membuat Gambar Makhluk Hidup
Orang-orang yang akan mendapatkan hukuman berat pada hari kiamat nanti adalah mereka yang suka membuat gambar-gambar dan berusaha meniru ciptaan-ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala. Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Abdullah ibn Mas’ud berkata, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu a’laihi wassalam bersabda, ‘Orang-orang yang akan mendapat hukuman paling berat pada hari kiamat kelak adalah orang-orang yang membuat gambar.’”
Ibn
‘Abbas berkata, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
‘Setiap orang yang membuat gambar akan masuk neraka, dan setiap gambar yang
dibuatnya, Allah subhanahu wa ta’ala akan menciptakan baginya sebuah jiwa
(maksudnya agar hukumannya semakin berlipat ganda), dan Allah subhanahu wa
ta’ala akan menghukumnya di neraka.’” (H.R. Bukhari dan Muslim) [9]
‘Aisyah
melaporkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda mengenai
sebuah bantal yang dihiasi dengan gambar-gambar, “Orang-orang yang membuat
gambar ini akan dihukum pada hari kiamat kelak. Kepada mereka akan dikatakan,
‘Berilah nyawa kepada gambar yang telah engkau buat itu.’” (H.R.
Bukhari-Muslim) [10]
‘Aisyah
juga meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
“Orang-orang yang akan mendapat hukuman berat adalah orang-orang yang meniru
ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala.” [11]
Abu
Hurairah meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasulullah shalallahu ‘alahi wassalam
bersabda, “Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘Siapa yang lebih besar
kesalahannya daripada seseorang yang mencoba menciptakan seperti ciptaan-Ku?
Coba suruh mereka menciptakan sebutir padi-padian atau menciptakan sebuah biji
(benih) atau sebutir jawawut.’” (H.R. Bukhari-Muslim) [12]
10)
Cendrung Kepada Orang-orang yang Berbuat Lalim
Salah
satu sebab mengapa orang masuk neraka adalah kecendrungan dan dukungannya
kepada orang-orang yang melakukan kesalahan atau berbuat lalim, yaitu musuh-musuh
Allah subhanahu wa ta’ala: “Dan janganlah
kamu cendrung kepada orang-orang lalim yang menyebabkan kamu disentuh api
neraka, dan sekali-kali kamu tidak mempunyai seorang penolong selain daripada
Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (Qs. Hud[11]: 113)
11)
Wanita yang Berpakaian Tetapi Seperti Telanjang dan Orang yang Mencambuk
Punggung Manusia
Tipe
manusia lainnya yang akan masuk neraka adalah wanita-wanita jahil yang suka
memamerkan tubuhnya untuk merayu lelaki, dan tidak pernah menaati perintah
Allah subhanahu wa ta’ala. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Ada
dua jenis manusia penghuni neraka yang tidak pernah aku lihat; orang yang
membawa cambuk seperti ekor ternak, yang mereka gunakan untuk mencambuk orang
lain, dan wanita-wanita yang memakai pakaian tetapi terlihat seperti telanjang,
yang berjalan dengan genitnya, dengan kepala seperti punuk unta yang miring ke
salah satu sisi. Mereka tidak akan pernah masuk surga, bahkan mereka tidak akan
bisa mencium wanginya surga, kendati pun wangi surga itu tercium (oleh orang
lain) dari jarak yang sangat jauh.” (H.R. Muslim, al-Baihaqi, dan Ahmad) [13]
Mengenai
orang-orang yang memiliki cambuk seperti ekor binatang ternak, al-Qurtubi
berkata, “Cambuk semacam ini dapat kita lihat bahkan sampai sekarang ini di
Maroko.” Menanggapi ucapan al-Qurtubi tersebut, Siddiq Hasan Khan berkata,
“Memang cambuk yang demikian itu dapat dilihat setiap waktu dan di setiap
tempat, dan jumlahnya semakin hari semakin banyak di kalangan para pemimpin.
Semoga kita dilindungi Allah subhanahu wa ta’ala dari semua yang dibenci-Nya.” [14]
Di zaman sekarang ini pun kita masih dapat menyaksikan orang-orang seperti itu
di banyak tempat mencambuk orang. Semoga orang-orang itu serta para sekutunya
binasa!
Dewasa
ini banyak wanita yang memakai pakaian tetapi mereka kelihatan seperti
telanjang dan tampaknya fenomena seperti ini sudah sangat meluas pada masa
sekarang ini. Persis seperti yang dinubuatkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam,
mereka berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan genit, dengan kepala
seperti punuk unta yang miring ke salah satu sisi.
12)
Orang-orang yang Suka Menyiksa Makhluk Hidup
Muslim
meriwayatkan dalam kumpulan hadits-hadits sahihnya dari Jabir bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alahi wassalam bersabda, “Kepadaku diperlihatkan neraka, dan aku
melihat seorang wanita Bani Israil yang sedang disiksa karena seekor kucing
yang dimilikinya. Wanita tersebut mengikat kucingnya tetapi tidak memberinya
makan, atau membiarkannya memakan serangga-serangga yang terdapat di tanah
sampai ia mati kelaparan.” [15]
Jika
siksaan seperti ini harus diterima oleh seroang yang menyiksa kucing, bagaimana
azab yang akan diterima oleh rang-orang yang memakai semua cara untuk menyiksa
manusia, apalagi yang disiksa itu adalah orang-orang yang berada di jalan yang
benar untuk mempertahankan keyakinan dan agama mereka (Islam)?
13)
Menuntut Ilmu Secara Tidak Ikhlas
Al-Hafizh al-Mundziri mengatakan bahwa banyak hadits yang memperingatkan orang-orang yang sedang menuntut ilmu untuk tujuan-tujuan yang bukan karena Allah subhanahu wa ta’ala. Disini kita kutip beberapa buah saja. Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Barangsiapa yang menuntut ilmu yang seharusnya dituntut hanya karena Allah subhanahu wa ta’ala tetapi ia menuntunya hanya untuk maksud-maksud keduniawian, ia tidak akan mencium wangi surga pada hari kiamat nanti.” (H.R. Abu Daud, Ibn Majah, Ibn Hibban, dan al-Hakim). Menurut al-Hakim, hadits ini sahih berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan Bukhari dan Muslim.
Jabir
berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Janganlah menuntut ilmu dengan niat untu
menyaingi orang yang berilmu, atau agar menang berdebat dengan orang awam, atau
untuk menonjolkan diri di hadapan orang banyak! Barangsiapa yang melakukan hal
itu akan masuk neraka.” (H.R. Ibn Majah, Ibn Hibban, dan al-Baihaqi)
Ibn
‘Umar berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
“Barangsiapa yang mencari ilmu dengan alasan bukan untuk kepentingan Allah
subhanahu wa ta’ala maka ia akan tinggal di neraka.” (H.R. Tirmidzi, dan Ibn
Majah dari Ibn ‘Umar melalui Khalid ibn Duraik, yang tidak mendengar langsung
dari Ibn ‘Umar; para perawinya dapat dipercaya.) [16]
14)
Minum dari Wadah yang Terbuat dari Emas dan Perak
Bukhari
dan Muslim meriwayatkan dari Umm Salamah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wassalam bersabda, “Orang yang minum dari wadah yang terbuat dari emas dan
perak sama dengan menuangkan api neraka ke dalam perutnya.” Menurut sebuah
riwayat yang diceritakan oleh Muslim, kata-katanya yang sebenarnya adalah:
“Orang yang makan dan minum dari tempat yang terbuat dari emas dan perak ...” [17]
Hudzaifah
berkata, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
‘Jangan memakai sutra atau brokad, jangan minum dari wadah yang terbuat dari
emas dan perak, dan jangan makan dari piring-piring serupa itu, karena
benda-benda tersebut kepunyaan mereka di dunia ini, sedang kepunyaan kamu di
akhirat.” (H.R. Bukhari dan Muslim) [18]
15)
Menebang Pohon yang Memberikan Keteduhan kepada Orang Lain
‘Abdullah
ibn Hubaisy berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
“Barangsiapa menebang pohon-pohon yang memberikan keteduhan kepada orang lain,
Allah subhanahu wa ta’ala akan melemparkannya ke neraka dengan kepala lebih
dulu.” (H.R. Abu Daud) [19]
Al-Baihaqi
meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu
‘alaihi wassalam bersabda, “Barangsiapa yang menebang pohon-pohon tempat
berteduh akan dilemparkan dengan kepala di bawah ke dalam neraka.” [20]
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan besi (benda tajam), maka besi tersebut akan berada di tangannya, lalu ditikamkan ke perutnya untuk selamanya di neraka nanti. Barangsiapa yang membunuh dirinya denganracun, maka di neraka nanti dia akan meminum racun tersebut untuk selamanya. Barangsiapa yang menjatuhkan dirinya dari gunung dan mati, maka dia akan menjatuhkan dirinya untuk selamanya di neraka kelak.” [21]
Bukhari
meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam
bersabda, “Barangsiapa yang mencekik dirinya, maka dia juga akan mencekik
dirinya di neraka kelak; barangsiapa yang menusuk dirinya, maka dia juga akan
menusuk dirinya di neraka.” [22]
sumber : lampuislam.org
0 Response to "16 Dosa Yang Dibalas Allah dengan Neraka"
Post a Comment