Tulisan oleh: Prayudhi Azwar
(Perth-Australia)
Menyesal rasanya baru mendengar paparan renungan sebaik ini.
Ternyata teknik membaca Al-Quran.... dengan kaidah tajwid (tata cara bacaan dan keluarnya suara) yang rumit itu memiliki efek anti pikun. Juga membantu fungsi nalar dan berpikir manusia. Fungsi yang dikenal pada otak kiri setiap manusia.
Adapun nada dan irama Al-Quran yang dilafazkan dengan rileks dan merdu, terutama saat diikuti niat menghafal ayat-ayat Al-Quran, tanpa disadari memperkuat fungsi otak kanan manusia. Bagian otak manusia yang menjadi tempat lahir ide-ide kreatif dan inovatif, serta memperkuat memori jangka panjang.
Minggu lalu saya beruntung makan malam bersama remaja year 11 Langford High School di Perth, Umar Faisal, putra teman saya mba Vienna Alifa. Remaja ini tidak hanya mampu hafiz 30 Juz Al Quran, tapi nilainya semua A. Prestasi itu diperoleh tanpa kehilangan hobi main bulutangkis, olahraga jujitsu dan bahkan bekerja selama 8 jam di akhir pekan. MashaAllah, Al-Quran tidak hanya membuat otaknya tumbuh optimal, tapi karakter kepribadiannya juga tangguh. Kombinasi sempurna yang dirindukan seluruh ibu-ibu di dunia terhadap anak-anaknya.
Sebelumnya, saya juga pernah menyaksikan MAN Insan Cendikia, yang murid-muridnya dekat dengan Al-Quran, menjadi juara satu lomba Olimpiade Indonesia Cerdas (OIC), mengalahkan seluruh SMU unggulan di Indonesia.
Kenyataan ini mengingatkan saya pada tausyiah seorang ustadz di bulan Ramadan lalu. Bahwa jangan pernah meremahkan kedahsyatan efek suara. Suara dengan vibrasi khusus, mampu membuat kulit kita merinding, hati bergetar, dan mata menangis. Juga mampu memecahkan kaca bangunan, apalagi sekedar merobek gendang telinga.
Bahkan dalam tausyiahnya itu, beliau mengingatkan, bahkan bumi dan segala isinya, diciptakan Allah melalui suara: kun fayakun. Hari kehancuran (kiamat) juga diawali dengan suara: terompet sangkakala.
Bagaimana kita bisa meremehkan efek dari suara. Karena itu, the sound of God (kalamAllah) yang berwujud audio (suara), yang turun via malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW hingga melewati ribuan tahuan (1400 tahun) tidak pernah mengalami perubahan dari lafaz dan naskah aslinya. Bahkan, dijamin olehNya mudah dihafal manusia secara detil dan tartil.
Sebagai mukjizat, Al Quran memiliki banyak fungsi dan manfaat. Diantaranya sebagai rahmah, sebagai huddan (petunjuk), sebagai furqon (pembeda hak dan batil) dan sebagai AsySyifa (obat, bagi penyakit hati dan tubuh manusia). Subhanallah, maha suci Allah SWT.
Lalu, sudahkah kita mengoptimalkan fungsi dan manfaat dari Al-Quran tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari?
Pada titik ini, aku hanyut dalam perenungan yang dalam.
___
*Sumber: fb